Jumat, 30 Maret 2012

Cerpen

PEMIMPIN

      Hari ini adalah hari yang aku nanti-nantikan, ya hari ini adalah pemilihan ketua dan wakil osis. Aku dan seorang teman perempuan ku Desi mendaftarkan diri sebagai calon ketua dan wakil osis. Tak banyak yang dapat kami sampaikan dalam visi misi kami, hanyalah sepengetahuan kami saja yang kami buat dalam visi misi kami. Namaku Lala, aku sangat senang mengikuti berbagai kegiatan disekolahku. Kali ini aku mendalami dunia OSIS.
    Setelah sekian lama mengikuti proses kegiatan pemilihan ini, akhirnya aku dan temanku Desi menang.

"Selamat Lala, kau terpilih sebagai ketua osis",ujar seorang kakak kelas dan juga panitia pemilihan ketua dan   wakil osis.
"Terima kasih kak", balasku sambil tersenyum lega.

      Bel sekolah berbunyi, saatnya aku dan teman-temanku untuk pulang, namun kebahagianku tak kunjung surut, sepanjang jalan pulang bersama sepeda kumuh ku dan juga teman-teman, aku bercerita tentang rencana-rencana ku mengharumkan nama sekolah.


"Pokoknya, aku akan ngadain pensi deh setiap sabtu sore, aku bakal ngadain penghijauan di sekolah",ucapku sembari tersenyum lalu tertawa.
"Bener yah. Awas loh sampai bohong, aku uda milih kamu la, jangan ngecewain aku ya", jawab Rifan
"Iya betul tuh, betul", sahut teman-teman yang di mulai dari Feni.
"Iya deh, mudah-mudahan", jawabku singkat.


     Sesampainya aku di rumah, aku menceritakan peristiwa hari ini kepada ayahku. Ternyata ayahku sangat senang mendengar ceritaku dan mendukungku untuk lebih keras lagi belajar sehingga bisa menyeimbangkan antara belajar dan kegiatan osis. Aku mengerti yang dimaksud ayahku, aku hanya sedikit mengubah cara belajarku agar aku tetap duduk pada rangking pertama dikelasku.


      Keesokan harinya, aku langsung mengumumkan kepada anggotaku yang lain untuk mengadakan beberapa pertemuan yang memebahas agenda-agenda selanjutnya. Tlah berbagai macam di rencanakan bersama Desi dan teman-teman yang lain. Aku sangat senang, aku bisa memilih siapa saja anggota-anggotaku sendiri, aku memiliki banyak teman setelah aku mengikuti kegiatan osis ini.


     Tapi, ini tidak berlangsung lama, semakin lama, aku semakin menenggelamkan organisasiku, aku bingung, gundah bercampur aduk semuanya. Semuanya marah padaku, kata mereka aku hanya mengubar janji, tapi tak pernah menepatinya. 


"Eh, ketos! mana janjinya? sukanya cuman ngubar janji dasar, jijik aku liatnya, cuihh!", ucap seorang kakak kelasku.
"Iya kak, aku minta maaf, belum bisa sekarang", jawabku sambil menahan air mata.


     Aku tak menyangka, akan begini jadinya, kalau tahu begini takkan aku masuk di kegiatan ini, takkan aku calonkan diri sebagai ketua osis. Tak ada yang membantuku menyelesaikan masalahku, Desi hanya bisa terdiam membisu, Rifan dan Feni mulai menjauhiku, dan teman-temanku mengucilkan ku. Tapi aku ingat, masih ada Bibil sahabatku, aku meminta pendapatnya tentang masalahku.

"Bil, aku harus gimana?aku merasa lari tanggung jawabku, tapi aku susah mau menuruti keinginan teman-teman, karena keterbatasan dana, dan kegiatan ku yang lain, yang masih padat", tanyaku sembari meneteskan airmata.

Bibil mengusap punggungku dan mulai menenangkanku.


"Tidakkah kau berfikir agar orang yang menggantikanmu?. Bukankah masih ada calon lain yang mayoritas suaranya setelahmu?, kau butuh ketenangan saat ini". Kata-kata itu menenangkanku. Hanyalah ucapan beribu terima kasih yang dapat aku sampaikan kepadanya.


     Sampai akhirnya Rifan lah yang menggantikan ku sebagai ketua osis, dan Alhamdulillah, sekolahku lebih bisa maju, dan dikenal banyak orang.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar