oleh: Agnes y.p
Mimpi besarku kini berdetak menggebu
Menanti dunia sana, dunia baruku
Ku akui perjalananku hingga saat ini
Saat dimana aku tengah bersila di bundar
purnama malam
Sangat amat panjang nan berintang
Di perjalanan lalu aku amat beruntung
Ketika lemah aku bangkitkan
Ketika rapuh aku dikuatkan
Bukan lagi jasa rasaku
Kau ayah dan ibu bagiku . . . Guruku
Sendu pilu harimu karena tingkahku
Sedihmu kala aku terhanyut dalam
amarahku
Remehan nakal kami kau anggap angin lalu
Mulia. . . bahkan lebih mulia
Dermawan. . . segala lebih dari itu
guruku
Taman senja dan kilau langit kan ku
bendung dan kutata
Kan ku tuliskan untukmu guruku
Ribuan sayang dan kasih cinta anak
didikmu
Bingkisan ini bukanlah akhir
Kau tetap terukir abadi
Disini.. dijiwaku
Padamu sahabat manisku
Bertenanglah kau di dekapku
Bermimpilah sejenak dengan aku dan
kenangan kita
Agar dendam berbuah cinta
Dan amarah berbungan kasih
Kenangan yang bisa ku tuturkan hanyalah
ini
Sebuah tatanan kata bermajas sendu
Yang raganya tiada banding dengan cerita
kita
Ingatkah ketika kita menari menyanyi
tertawa
Ingatkah dikau saat duka perih
menghampiri
Hingga kau tinggalkan aku sendiri dalam
sunyinya siangku
Jika Tuhan mengizinkan
Maka semua bisa terulang manis
Dan jika tak demikian
Peluk aku sahabatku
Kisah pelukan hangat yang nantinya kan
ku selip kepada senja
Dan senja kan menyampaikan kepada Tuhan
Kenangan kita kenangan jiwa
Biarlah tetap tenang dan takkan hilang
dalam genggamNya
Semoga Tuhan kan tetap menjaga dalam
kuasaNya
Perpisahan ini bukan akhir cerita kita
Jika boleh aku meminta darimu sahabatku
Genggamlah… genggam tanganku
Dan katakan
“Kau dan aku sahabat, perpisahan ini
hanya semu, kau dan aku tetap nyata dalam dekat, juga di setiap hela alunan
angin"
Terukir sudah semua dibenak Agguira
Tentang kau, aku dan kenangan kita