Minggu, 19 Juli 2015

Tingkah Pasti Terbayar

Oleh: Agnes y.p

Mentari mulai menjajaki ketegaran
Agar mampu tumbuh subur dalam ketentraman
Lika-liku dan terjal mewabah dalam hela nafas
Menggerogoti rencana yang indah tak berujung
Kegelisahan meraung di tepian naungan tak berpagar
Supaya keangkuhannya tercium ke pelosok sudut tak terjamah

Dalam kata tanpa vokal
Dalam nyanyian tanpa nada 
Ia menunggu datangnya tahta
Terlalu sibuk hingga tak ingat hidayah
Fakir di pelukannya semakin tergencit
Sakit sekali rasanya dalam tatapku

Rasanya dia seperti kembang tak berputik
Yang puas akan kehendak namun tertindas kericuhan
Dia tak pantas lagi mengisahkan akhir
Hajat yang ia tahu kini telah hadir
PanggilanNya membuat ia takut
Hingga  tak ada gunanya lagi menjejaki dunia

Ini hatinya berguman tak tentu arah
Gumannya seperti merusak kalbu
Ku rasa tak sekedar guman belaka
Ini amarah hebat yang mencekik
Hingga nafas seakan tak mampu berjalan
Inilah akhir insan pendusta

Selasa, 14 Juli 2015

Tanpa Jeda

Oleh: Agnes y.p

Berpangku si lemah diatas fajar
Menghardik detik yang berlalu tanpa jeda
Harus patuh pada Tuhan tentunya
Namun lemah tak punya belas kasih
Ia kembali dengan seribu cambuk bertunggang senja
Begitu seterusnya hingga gelap

Tak ada angin namun begitu berisik
Ku sambut hitungan yang mengundang amarah
Kikir sang waktu kikir terlalu cadas
Tak mau dan tak peduli
Asal ia taat ia tak pernah salah katanya
Apalagi? biarlah 

Ada tulisan yang terlanjur pudar tersapu ego
Goresan iman mengawali langkah dilajur nafsu
Apa yang namanya iba inilah dia
Sayangnya semua sama
Tinggalah yang dikenang yang mengiba
Yang mengenang tak mengambil hikmah

Hambar imanku !
Buat apa hidup tanpa manis tanpa asam 
Kata maut yang tanpa jeda menarik hatiku
Dilemahkan fatamorgana
Tanpa jeda
Tanpajeda...

Pada Akhirnya

Oleh: Agnes y.p

Gelimang perih terus ku pendam
Menjajaki bumi bahagia yang kau kenalkan
Pada malam-malam terakhirku dalam cerita
Ada suguhan yang membawaku
Manis begitu manis hingga terkecap pahit
Hitamku akan hilang jika aku pergi
Keutamaanku hampir datang 
Namun kembali harus ku ingat 
Cerita remaja yang hanya kali ini terjejas kalah
Kau harus tahu dan mengerti 
Sukma tak ingin kandas 
Tak ingin dibelenggu rasa
Aku bukan raja
Aku bukan nabi
Tak pula aku pembawa lentera
Tak juga penunjuk arah
Maka harus ku ukir sendiri
Batang, lilin, dan sumbu jadi temanku
Ada kalanya kesendirian membuahkan cinta
Tak sekarang 
Jika aku ada di nanti 
Maka temuilah bersama berani mu
Yang pada akhirnya ada kita di ujung masa