Sabtu, 31 Mei 2014

Kupas

Oleh: Agnes y.p

Samar dendam menggelapkan rindu
Sejenak semua menjadi keruh kelabu
Suka cerita melayang bagai debu
Sia-sia saja tuk mengadu
Siapa yang kan tahu?
Segerombol awan pun membisu

Mana mungkin ini akan pergi
Akankah semuanya habis
Habis perlahan karena kupas
Eja saja kelumpuhanku 
Sakit jika kau bisa membacanya
Aku kan pergi jika semua tinggal serpihan

Firasatku meringis
Alangkah pedihnya ia
Dilihatnya kebahagiaan itu pergi dengan nyanyian
Hitungan sudah tinggal akhir saja
Iris demi irisan kau layangkan
Liar bagai jalar duri
Lumpuh... ringkih
Aku sudah diam dan diam
Hanyalah duka dalam nadi dan darahku

Rabu, 07 Mei 2014

Kepingan Mahkota Mawar

Oleh: Agnes.y.p

Rembulan pertama kini berlaga
Di penjuru langit ia bercerita
Terlintas di retina sebuah bayang yang maya
Bagai sepasang sayap yang berjalan satu tuju
Sudah ke empatbelas kalinya ia bangun dan ragu
Apakah gerangan penggugah rindu?

Rembulan mencuri ceritaku
Kini aku tidak dalam khayal semu
Puluhan keping kelopak mawar milikmu
Berumpun disebuah putik indah di malamku
Terima kasih untuk peneman setiaku
Tak jemu mataku mengelus pesonamu

Tapi tunggu
Hari ini tak seperti malam sedianya dirimu
Satu keping mahkota nya jatuh menggenang 
Gugur dan pudar seperti pedulimu pada malam-malamku
Menggaduh didalam nadiku
Meracuni pagi dan malam hidupku

Gelap rintik dan dingin
Senada menghujam harapku
Satu demi satu mahkotanya gugur
Kini sang primadona tidak seindah dulu
Sinarnya pun kelam sendu
Terus menerus memudar setiap senja berganti bulan

Sampai akhirnya sang putik tak mampu bertahan
Gelap hidupnya
Hancur, musnah harapannya
Mawar pun tidak bertahta lagi
Pada dirimu aku melihatnya
Berkecamuk melawan hadirku